Membaca Sholawat tidak hanya mempunyai fadhilah/keutamaan tersendiri. Lebih dari itu, sholawatan menjadi magnet berkumpulnya masyarakat tanpa batas, tanpa memandang usia. Semua ikut bergema, melantunkan sholawatan.
Seperti yang dilakukan para pemuda Cikajang. Dibalut dengan Festival Sholawat Nusantara se-Kecamatan Cikajang, mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu bahkan usia uzur pun ikut larut dalam festival yang digelar oleh PAC Kec. Cikajang, Garut. (7/10)
Terjalinnya silaturahmi dari berbagai kampung, dengan profesi yang bermacam-macam pula. Ini membuktikan bahwa sholawatan dengan konsep festival menjadi pemersatu umat. Mengumpulkan masyarakat dengan menggemakan sholawat.
Pun kekayaan tradisi sholawat di Indonesia ialah bukti bahwa, kehadiran Islam tidak menggerus kebiasaan lokal, justru membaur dan saling menguatkan.
Tentunya, sholawat adalah bagian dari ekspresi kecintaan umat kepada Nabinya menjadi salah satu manhaj untuk mengembalikan nuansa Islam yang sejuk.
Adapun tema dalam festival yang digelar selama sehari itu adalah Cinta Sang Nabi, dengan tujuan mengembalikan nilai Islam yang sarat bahasa cinta, bukan bahasa perbedaan dan kebencian.
Dalam festival ini adsa yang membawakan dengan alat marawis, hadroh, bahkan alat bajidro.
Ini ialah upaya mengasuh tradisi dan kebijaksanaan lokal sekaligus mengusung kembali kekayaan Islam Nusantara. Sholawat Sholawatan
Seperti yang dilakukan para pemuda Cikajang. Dibalut dengan Festival Sholawat Nusantara se-Kecamatan Cikajang, mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu bahkan usia uzur pun ikut larut dalam festival yang digelar oleh PAC Kec. Cikajang, Garut. (7/10)
Terjalinnya silaturahmi dari berbagai kampung, dengan profesi yang bermacam-macam pula. Ini membuktikan bahwa sholawatan dengan konsep festival menjadi pemersatu umat. Mengumpulkan masyarakat dengan menggemakan sholawat.
Pun kekayaan tradisi sholawat di Indonesia ialah bukti bahwa, kehadiran Islam tidak menggerus kebiasaan lokal, justru membaur dan saling menguatkan.
Tentunya, sholawat adalah bagian dari ekspresi kecintaan umat kepada Nabinya menjadi salah satu manhaj untuk mengembalikan nuansa Islam yang sejuk.
Adapun tema dalam festival yang digelar selama sehari itu adalah Cinta Sang Nabi, dengan tujuan mengembalikan nilai Islam yang sarat bahasa cinta, bukan bahasa perbedaan dan kebencian.
Dalam festival ini adsa yang membawakan dengan alat marawis, hadroh, bahkan alat bajidro.
Ini ialah upaya mengasuh tradisi dan kebijaksanaan lokal sekaligus mengusung kembali kekayaan Islam Nusantara. Sholawat Sholawatan