SANTRIMANDIRI.NET - Ummi, Meluluskan Doktoralnya Sambil Mesantrenkan 4 Anaknya - Saya adalah saksi hidup dari kecil tentang kegigihan umi dalam mendidik anak-anaknya. Ia sangat menomorsatukan PENDIDIKAN. Diterpa beribu ujian, Ia tegar dan tetap fokus pada pendidikan. Sangat senang bersosial dan bergelut pada kegiatan yang bersifat seminar dan pelatihan.
Ceritanya, kata Ummi, setelah lulus kuliah dari IAIN Yogyakarta, Umi rajin bermasyarakat dan mengadakan kegiatan pelatihan Quran. Tahun 90-an, di Garut bahkan Umi bisa berkeliling ke puluhan lembaga untuk mengadakan Pelatihan Iqra. Bayangkan saja Iqra adalah pelopor Akselerasi membaca Quran pada waktu itu. Tak terbayang begitu padatnya jadwal Umi saat itu.
Bahkan itu yang menurun gen pelatihan Ummi kepada saya. Saya juga sampai sekarang masih aktif untuk mengisi kegiatan kegiatan pelatihan Amtsilati, program Akselerasi Nahwu sharaf. Saya juga bisa ke Jepara saat kelas 5 SD, saat Umi selesai mengikuti Seminar Amtsilati di Garut. Tanpa tapi tanpa nanti, saat Ayah baru sakit stroke, Saya dipesantrenkan. Tak terasa sudah 14 tahun yang lalu sejak saya mulai dipesantrenkan.
Tahun 2016, itulah Ummi meraih gelar doktornya di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tak dinyana, sambil mesantrenkan seluruh anaknya, Umi tetap belajar dan belajar. Sejak kecil, saya selalu melihat tumpukan buku di rumah yang dibeli Umi ketika selesai kuliah. Buku dan buku. Belajar tanpa henti. Mungkin dari niat dan kegigihan itu, kami dimudahkan dalam bersekolah dan mesantren. Keyakinan kepada Allah yang selalu dijaga. Optimis dan beriktiyar.
Spirit Umi didapat dari ibunya Ummi, Al marhumah Hj Achiroh. Beliau baru wafat 2 minggu lalu, saat sebelumnya selesai puasa Syawal. Ema Haji, begitu kami panggil, kata Umi adalah sosok yang paling berjasa. Ema rela tak memiliki apapun bahkan tak makan demi pendidikan anak anaknya. Sampai Ummi, Uwa, Bibi semuanya bisa mesantren dan kuliah wasilah Ema Haji. Keluarga kami tak ada yang tak kuliah. Ema semoga Husnul Khatimah.
Spirit spirit pendidikan itu yang menuansa di keluarga kami. Tidak hanya untuk anak-anaknya, Ibu dan Bibi yang lain juga memotivasi dan membantu kepada para anak muda dan yang agak tua di sekitar untuk kuliah atau Kesetaraan sekolah paket. Karena pendidikan akan menjadi bekal abadi untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Pendidikan adalah tentang bagaimana kita semangat terus belajar. Mendapat ilmu dan beramal. Lalu bermanfaat bagi sesama.
* Penulis: Ust. Sabiq Aulia, Mu'allim Amtsilati Jawa Barat Santri Menulis
Ibu saya saat sedang membaca Iqrar Wakaf Tanah untuk Pesantren Ariful Huda di samping rumah pada 21 Juni di Kantor Kemenag Tarogong Kaler Garut. |
Ceritanya, kata Ummi, setelah lulus kuliah dari IAIN Yogyakarta, Umi rajin bermasyarakat dan mengadakan kegiatan pelatihan Quran. Tahun 90-an, di Garut bahkan Umi bisa berkeliling ke puluhan lembaga untuk mengadakan Pelatihan Iqra. Bayangkan saja Iqra adalah pelopor Akselerasi membaca Quran pada waktu itu. Tak terbayang begitu padatnya jadwal Umi saat itu.
Bahkan itu yang menurun gen pelatihan Ummi kepada saya. Saya juga sampai sekarang masih aktif untuk mengisi kegiatan kegiatan pelatihan Amtsilati, program Akselerasi Nahwu sharaf. Saya juga bisa ke Jepara saat kelas 5 SD, saat Umi selesai mengikuti Seminar Amtsilati di Garut. Tanpa tapi tanpa nanti, saat Ayah baru sakit stroke, Saya dipesantrenkan. Tak terasa sudah 14 tahun yang lalu sejak saya mulai dipesantrenkan.
Tahun 2016, itulah Ummi meraih gelar doktornya di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tak dinyana, sambil mesantrenkan seluruh anaknya, Umi tetap belajar dan belajar. Sejak kecil, saya selalu melihat tumpukan buku di rumah yang dibeli Umi ketika selesai kuliah. Buku dan buku. Belajar tanpa henti. Mungkin dari niat dan kegigihan itu, kami dimudahkan dalam bersekolah dan mesantren. Keyakinan kepada Allah yang selalu dijaga. Optimis dan beriktiyar.
Spirit Umi didapat dari ibunya Ummi, Al marhumah Hj Achiroh. Beliau baru wafat 2 minggu lalu, saat sebelumnya selesai puasa Syawal. Ema Haji, begitu kami panggil, kata Umi adalah sosok yang paling berjasa. Ema rela tak memiliki apapun bahkan tak makan demi pendidikan anak anaknya. Sampai Ummi, Uwa, Bibi semuanya bisa mesantren dan kuliah wasilah Ema Haji. Keluarga kami tak ada yang tak kuliah. Ema semoga Husnul Khatimah.
Spirit spirit pendidikan itu yang menuansa di keluarga kami. Tidak hanya untuk anak-anaknya, Ibu dan Bibi yang lain juga memotivasi dan membantu kepada para anak muda dan yang agak tua di sekitar untuk kuliah atau Kesetaraan sekolah paket. Karena pendidikan akan menjadi bekal abadi untuk kehidupan dunia dan akhirat.
Pendidikan adalah tentang bagaimana kita semangat terus belajar. Mendapat ilmu dan beramal. Lalu bermanfaat bagi sesama.
* Penulis: Ust. Sabiq Aulia, Mu'allim Amtsilati Jawa Barat Santri Menulis