Santri asyik nusantara - Mengawali awal tahun 2020 ini, sedang beredar Virus Corona atau Corona Virus, dikutip dari situs resmi CNN virus corona telah menginfeksi ratusan orang. Kata ahli virus Leo Poon:
"Yang kita ketahui adalah virus tersebut menyebabkan pneumonia dan tidak merespon antibiotik. Hal ini tidak mengagetkan namun virus SARS bisa membunuh hingga 10 persen".
Virus Corona ini yang penyebarannya pertama kali dimulai dari hewan lalu menyebar kemanusia tersebut kabarnya kini telah memiliki nama baru Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Apa itu virus corona atau corona virus?
Corona virus adalah kelompok besar virus yang umum di temukan pada hewan dan bersifat Zoonotik. Menurut US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), virus tidak hanya menyebar antar hewan. Artinya, virus corona atau corona virus bisa menyebar dari hewan ke manusia.
Virus ini memiliki kedekatan dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Serangan virus corona atau corona virus di timur tengah mengakibatkan munculnya aturan dilarang foto dengan unta.
Hal ini seperti diterangkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKI Jakarta, dr. Dwi Oktavia memaparkan hingga 21 Januari 2020 :
"Sesuai perkembangan kasus, penyakit ini dapat menular antar manusia secara terbatas dan belum ada vaksin yang dapat mencegah penyakit tersebut,"
terang dr. Dwi Oktavia, seperti dikutip santriasyik.com dari laman Republika yang dipublish Rabu (22/1) kemarin.
Meskipun demikian, masyarakat Indonesia juga sangat perlu mewaspadai virus tersebut. Menurut Dr. Dwi, ada beberapa tindakan kewaspadaan dan pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghindari penularan pneumonia akibat Novel Coronavirus.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tiongkok menyebut, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) di Negeri Tirai Bambu yang terjangkit penyakit pneumonia, baik di Wuhan atau pun daerah lainnya.
Terkait wabah pneumonia di Wuhan dan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, KBRI Tiongkok menghimbau kepada seluruh WNI di China untuk memperhatikan beberapa hal berikut :
Pertama
WNI yang ada di Wuhan atau sedang dalam perjalanan ke sana agar selalu memperhatikan kondisi kesehatan. Apabila mereka merasa tidak sehat dan mengalami gejala seperti demam, batuk, dan sulit bernafas, maka harus segera melakukan konsultasi medis.
Kedua
Menghindari kontak dengan hewan hidup termasuk unggas dan burung, dan menghindari konsumsi daging mentah dan kurang matang,” kata KBRI Tiongkok dalam rilisnya, dilihat NU Online dari laman kemenlu.go.id, Jumat (24/1).
Ketiga
menghindari berkunjung ke pasar Ikan, makanan laut, atau tempat penjualan hewan hidup.
Keempat
menghindari untuk berinteraksi dengan orang dengan gejala demam, batuk, dan sukar bernafas atau jatuh sakit dengan gejala yang sama dengan pneumonia.
Kelima
selalu menjaga higienitas seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker apabila sedang batuk dan pilek, dan menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersin,” lanjutnya.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghindari penularan pneumonia akibat coronavirus tersebut :
- untuk masyarakat yang mengalami gejala demam, batuk, sesak nafas dan baru kembali dari negara terjangkit dalam 14 hari sebelum sakit, agar segera berobat ke Puskesmas / RS terdekat. Berikan informasi kepada dokter dan tenaga kesehatan tentang riwayat perjalanan.
Terapkan etika batuk (menutup mulut/hidung saat bersin atau batuk dengan menggunakan tisu).
Gunakan masker jika menderita sakit dengan gejala infeksi saluran napas (demam, batuk dan flu) dan segera berobat;
Sering mencuci tangan terutama setelah batuk atau bersin, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah menggunakan toilet, setelah merawat binatang. Kelima, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta bilas kurang lebih 20 detik. Jika tidak tersedia air, dapat menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung alkohol 70-80 persen.
kesehatan warta