SANTRIMANDIRI.NET - Abu Abdullah bin Amr bin Ash Sang Penakluk Mesir - Abu Abdlullah bin Amr bin Ash awalnya adalah salah satu penentang keras dakwahnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam semasa di Makkah. Sering kali sahabat yang masuk Islam diintimidasi. Namun akhirnya. Ia justru masuk Islam.
Amr bin Ash bukan termasuk angkatan pertama yang memeluk Islam. Ia baru masuk Islam bersama Khalid bin Walid sebelum terjadinya Gathul Makkah (Pembebasan Makkah). Namun, perannya sebagai penopang dakwah dan pejuang di jalan Allah sangat diperhitungkan.
Keislaman Amr bin ‘Ash diawali dengan bimbingan Negus, seorang Raja Habasuyah, yang sudah memeluk Islam. Diantara sebabnya adalah Raja Negus mengenal dan menaruh rasa hormat kepada Amr bin ‘Ash, yang mana sering bolak balik ke negerinya dan mempersembahkan barang-barang berharga sebagai hadiah kepadanya.
Di waktu kunjungan terakhir di negerinya, Raja Habasyah, Negus, menanyakan kepada Amr bin Ash mengapa ia tidak beriman dan mengikuti Muhammad SAW.
Mendengar pertanyaan raja yang sangat dihormatinya itu, secepatnya Amr bin Ash kembali mengarungi lautan untuk segera pulang ke kampong halamannya, Madinah.
Dalam perjalanan pulang ke Madinah, Amr bin Ash bertemu dengan Khalid bin Walid dan Utsman bin Tholhah, yang datang dari Makkah dengan maksud tujuan ingin berbai’at kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Melihat ketiga orang itu datang bersamaan, wajah Rasulullah SAW., pun berseri-seri. Lalu, beliau berkata kepada para sahabat, “Makkah sudah melepas jantung-jantung hatinya kepada kita,”
Ketiganya, yakni Khalid bin Walid, Utsman bin Tholhah dan tentu saja Amr bin Ash mengikrarkan janji setianya kepada Allah dan Rasul-Nya di hadapan kaum muslimin Madinah.
Ketika Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam wafat, Amr bin Ash sedang menjawab sebagai gubernur di Oman.
Amr bin Ash dijuluki sebagai Pembebas Mesir. Karena ia membebaskan Mesir dsari cengkraman dua kerajaan besar imperium saat itu; Persia dan Romawi.
Amr bin Ash bersama anak buahnya merintis serta membuka jalanm bagi Mesir untuk terlepas dari perbudakan, penjajahan serta penindasan Romawi.
Sewaktu dikirim ke pertempuran Yamuk di Syiria, dimana pasukan Romawi saat itu dipimpin oleh Arthabon, seorang panglima lihai dan gagah berani, Khalifah Umar bin Khottob berkata, “Kita hadapkan Arthabon Romawi dengan Arthabon Arab,”
Arthabon Arab yang dimaksud adalah Amr bin Ash.
Dan akhirnya Arthabon Romawi sesungguhnya akhirnya meningglakna tentaranya dsalam keadaan luka parah dan menderita kekalahan.
Di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab r.a, Amr in Ash dipercaya sebagai komandan dalam berbagai peperangan di Syiria sampai Mesir, yang saat itu di bawah penjajahan dan kekuasaan Romawi.
Khalifah Umar bin Khattab juga yang menetapkan Amr bin Ash sebagai gubernur Palestina, Yordania dan Mesir sampai akhir hayatnya.
Pada tanggal 30 Ramadhan 43 Hijriah atau 5 Januari 664 Masehi, Abu Abdillah ‘Amr bin ‘Ash wafat. Di atas tanah dan majelisnya yang selama itu digunakan untuk mengajar, mengadili dan mengendalikan pemerintahan.
Yang mana itu adalah Masjid pertama kali didirikan di Mesir dibangun oleh Amr bin Ash sewaktu hidupnya.
Tokoh