SANTRIMANDIRI.NET - Biografi Lengkap KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab & Pergerakan Dakwahnya - KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab, atau biasa disapa dengan Pangersa Uwa. Beliau lahir di Sukabumi, tepatnya di Kampung Nagrog Sinar Barokah Desa Perbawati (dulu Desa Karawang) tanggal 17 Februari 1955, putra dari pasangan KH. Zayadi dan Hj. Halimah.
Silsilah KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
Garis keturunan dari ibunya merupakan silsilah dari Sunan Gunung Djati, yang nasabnya sampai kepada Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.
Nasab beliau adalah KH. Zezen ZA Bazul Asyhab bin Hj. Halimah binti KH. Abdurrohman bin KH. Kahfi bin Ayah Aliman bin Abah Syaebah bin Ayah Gabid bin Ayah 'Atshan bin Prabu Washidewa bin Eyang Pangeran Sake bin Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa bin Sultan Abdul Ma'ali Ahmad bin Sultan Abdul Mafakhir Abdul Qadir bin Sultan Maulana Nasrudin bin Maulana Yusuf bin Syekh Maulana Hasanudin bin Kangjeng Syaikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati).
Panggilan KH. Zezen Waktu Kecil
Nama panggilan beliau waktu kecil akrab disapa dengan panggilan "Utun", beliau tumbuh dalam sebuah keluarga yang mengutamakan pendidikan agama.
Ayahnya mengajarkan beliau tentang dasar-dasar pendidikan agama secara ketat, terutama Al-Quran dan Imla. Terlebih ayahnya seorang ulama yang terkenal sebagai ahli ilmu tajwid.
KH. Zayadi adalah murid Ajengan Pabuaran (Gan Uye) yang memiliki sebutan "Oo Midada". Kemudian Utun belajar agama kepada kakeknya yang bernama KH. Abdurrohman sambil mengikuti Sekolah Rakyat (SR).
Masa Pendidikan Pangersa Uwa
Setelah tamat SR beliau melanjutkan pendidikan ke pesantren Pabuaran asuhan KH. Mahmud, kemudian melanjutkan pendidikan ke MTs dan MA di Pondok Pesantren Sirojul Athfal (sekarang Almasthurriyyah) Tipar Cisaat Sukabumi asuhan KH. Masthuro.
Di Pesantren Almasthuriyah ini beliau mulai mengenal cara berorganisasi yang kelak menjadi salah satu medan dakwahnya.
Setelah selesai di Pesantren Almasthuriyyah beliau melanjutkan mesantren dan berguru kepada KH. Humaidi Cikaret Sukabumi.
Perjumpaannya dengan KH. Humaidi mengawali pengetahuannya tentang politik dan pengelolaan pemerintahan, karena KH. Humaidi selain seorang alim di bidang agama, juga seorang politisi dan menjadi anggota DPR.
Kegigihan beliau untuk mempelajari segala hal yang baru, tidak diimbangi dengan ketersediaan waktu KH. Humaidi.
Melihat kondisi ini KH. Humaidi menitipkan beliau kepada KH. Mahmud Mudrikah Hanafi di Pesantren Siqoyaturrohmah Salajambu.
Bersama KH. Mahmud Mudrikah Hanafi beliau belajar dan menajamkan ilmu fiqh, tauhid, tashawwuf, ma'ani, badi', bayan, ushl al- fiqh, musthalah al-hadits, dan berbagai disiplin ilmu agama lainnya.
Berguru Kepada KH. Aang Sadili
Kemudian beliau melanjutkan mesantren ke Pondok Pesantren Riyadhul Mutafakkirin (sekarang Darul Hikam) Cibeureum Sukabumi asuhan KH. Aang Sadili selama 1,5 tahun.
Di pesantren ini beliau mendalami ilmu balaghoh sehingga beliau mendapat gelar "Abuy Bulagho", dan beliau belajar pentingnya istiqomah bagi seorang pejuang Alloh (Da'i). KH. Aang Sadili Allohuyarham, sepertinya, melihat kepentingan Ajengan Zezen.
Dalam pandangannya, Ajengan Zezen bukan saja harus kaya secara ilmu, namun harus teruji secara praktis. Atas dasar itu, disuruhlah Ajengan Zezen untuk belajar kepada Kyai Muqtadir Longkewang Cianjur. Bersama Kyai Muqtadirlah, berbagai disiplin ilmu alat (terutama nahwu dan sharaf) dimatangkan.
KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab Haus Akan Ilmu
Tidak berhenti sampai di sini, setelah belajar dengan KH. Muqtadir, beliau melanjutkan perburuan ilmunya denga mengikuti pasaran kitab Al-Hikam ke Sadang Garut dan pesantren Miftahul Huda Utsmaniyyah Cikole Ciamis asuhan KH. Abdurrohman, untuk memperdalam ilmu fiqih.
Di sinilah akhir pengembaraannya sebelum Ajengan Zezen pulang kampung melaksanakan titah Allah pada tahun 1978.
Tahun itu pulalah Ajengan Zezen mendirikan lembaga pendidikan dengan nama Pondok Pesantren Darul Falah yang pada awalnya mengadakan pengajian malam hari bagi masyarakat Nagrog.
Kemudian berkembang dan berubah menjadi Pondok Pesantren Darurrohman, dan salanjutnya diubah lagi namanya menjadi pesantren Azzainiyyah yang menyelenggarakan pendidikan Pesantren Salafiyah Riyadhul Alfiyah wal Hikam, dengan pendidikan formal mulai dari RA, MI, MD, MTS, SMP, MA, SMA, SMK dan perguruan tinggi bekerja sama dengan STAI Sukabumi.
Romantika Dunia Dakwah KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
Persentuhan dengan romantika dunia dakwah dimulai sejak beliau masih usia belia. Beliau sering diajak berziarah oleh ayah, paman, dan kakeknya ke makam-makam para wali dan ulama.
Tidak jarang beliau diajak melakukan riyadlah-riyadlah di tempat ziarah tersebut selama berhari-hari. Pengalaman ini, konon mengilhami beliau untuk tetap melestarikan tradisi ziarah sebagai bagian dari diversifikasi dakwahnya hingga hari ini.
Beliau juga belajar dan memperdalam ilmu hikmah di beberapa tempat, diantaranya Gentur, Cibaregbeg, dan Pamuragan sampai berhasil serta diberi wewenang untuk memberikan ijazah.
Merambah ke Dunia Dakwah Tasawwuf
Kiprahnya di dunia dakwah tasawuf, bermula ketika beliau melakukan ziarah ke Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya pada tahun 1985.
Pada saat itu, beliau belum berguru dengan Syaikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (selanjutnya disebut Abah Anom).
Sepulangnya dari Suryalaya, beliau berhasil membawa sebuah kitab yang selama belasan tahun ia cari, yakni Sirrul Asror, karya Syaikhh Abdul Qadir al-Jailani QS..
Dalam dunia tashawuf, beliau tercatat telah mengikuti beberapa jalur sufi (thariqat/tarekat ). Di antaranya Mufaridiyyah, Anfasiyah, Rifa'iyyah, dan Tijaniyyah.
Barulah, setelah belasan tahun mengamalkan thariqat- thariqat tersebut, pada tahun 1990, beliau belajar dan mengamalkan Thariqat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya.
Menjadi Wakil Talqin TQN
Ketertarikannya terhadap TQN, di antaranya disebabkan adanya kecocokan prasyarat kemursyidan yang melekat pada Abah Anom.
Pada tahun 1990, beliau sempat bermukim dan melakukan riyadlah di Pondok Pesantren Suryalaya. Pada saat itu, Abah Anom memanggilnya, dan memberikan kepercayaan untuk mengupas bahasan kitab Al-Anwar al-Qudsiyyah.
Setelah itu, beliau dipercaya mengisi 'mimbar kehormatan' Abah Anom selama 12 tahun, dan pada tahun 1994 mendapat kepercayaan menjadi wakil talqin TQN Ponpes Suryalaya. Beliau juga diberi gelar oleh Abah Anom dengan gelar Bazul Asyhab.
Organisator Dakwah
Gerakan dakwah beliau melalui perjalanan panjang. Bermula dengan mengisi majelis talim-majlis talim di sekitar Nagrog, tempat tingal beliau.
Kemudian dipercaya menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat Desa Perbawati (Karawang pada saat itu).
Kiprah kepemimpinan dakwahnya meningkat dengan memangku jabatan Ketua MUI Kecamatan Sukabumi hingga Kabupaten Sukabumi dan Ketua Umum MUI Kab. Sukabumi dijabatnya sampai beliau wafat.
Pada wilayah gerakan dakwahnya yang lebih luas, beliau melakukan gerakan bersama, dengan melibatkan ulama, ormas-ormas Islam, dan pemerintah, sebagai perwujudan cita-cita besarnya sejak awal; yakni Penegakan Syariat Islam (PSI) yang pada akhirnya, pada tanggal 10 Muharram1423 H/ 24 Maret 2002 M berhasil dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Kongres Umat Islam Sukabumi di Stadion Korpri Gelanggang Olah Raga Cisaat, yang dihadiri lebih dari 10.000 orang umat Islam se Kabupaten Sukabumi.
Ikatan Penggerak Qoryah Mubarokah
Dukungan terhadap PSI tidak hanya sampai pada deklarasi. Untuk kerangka gerakan praktis, PSI tingkat Kab. Sukabumi didesain secara konseptual dalam "Buku Panduan PSI" yang disebut Buku Hijau.
Gerakan praktis PSI kemudian disebut IQOMAH (Ikatan Penggerak Qoryah Mubarokah), dengan tanpa menghilangkan semangat PSI-nya yang lebih luas.
Gagasan bernas tentang IQOMAH ini disambut baik oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Pada tanggal 24 Sya'ban 1429 H/28 Agustus 2008 M, dideklarasikanlah Kesepakatan Membangun Qoryah Mubarokah dan Kahupaten Sukabumi sebagai pilot project tingkat Jawa Barat.
Komposisi Tim Penggerak IQOMAH sebagai berikut :
- Bupati Sukabumi
- Ketua DPRD K Sukahumi
- Kepala Kantor Departemen Agama Sukabumi
- Dandim 0607
- Kapolres Sukabumi
- Kapolresta Sukabumi
- Kepala Kejaksaan Negeri Cibadak
- Kepala Pengadilan Negeri Cibadak
- Ketua Kwarcah Gerakan Pramuka Kah. Sukahumi
- Ketua Umum MUI Kah. Sukahumi.
Gagasan PSI model Pangersa Uwa bukan dalam bentuk peraturan daerah (Perda) sebagaimana umumnya dikenal di tempat-tempat lain.
Model PSI gagasan beliau lebih mengutamakan semangat Pengamalan Ajaran Syariat Islam secara sungguh-sungguh.
Beliau menyematkan nomenklatur PSI-nya dengan "Penegakan Syariat Islam melalui Pelaksanaan Rukun Islam secara Benar dan Sungguh-sungguh".
Semangatnya yang tidak pernah padam, atas cita-citanya menegakkan syariat Islam, gerakan ini beliau bawa pada level nasional.
Pada satu saat dalam Musyawarah Nasional (Munas) VII dan Milad Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-35 tanggal 25-28 Juli 2010 di Hotel Twin Plaza-Jakarta, pengersa Uwa mengusulkan, agar "Pelaksanaan Rukun Islam secara Benar dan Sungguh-sungguh" menjadi program kerja MUI Pusat. Hasilnya, gagasan tersebut diterima, dan menjadi "Gerakan Nasional Pengamalan Ajaran Islam Khususnya Rukun Islam secara Benar dan Sungguh-sungguh".
Majelis Iqomah Nusantara
Selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2015 bertepatan dengan tanggal 4 Romadhon 1436 H. beliau mendeklarasikan Majelis Iqomah Nusantara yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai provinsi di Indonesia dan beberapa utusan dari malaysia.
KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab, kyai yang sering di sapa akrab dengan panggilan Ajengan Zezen atau Uwa Zezen adalah Sosok kyai kharismatik dan tidak pernah surut dari semangat jihad dalam menegakan agama Allah. Beliau paling tidak suka mendengar orang meremehkan agama, mendengar Islam di lecehkan, mendengar Islam ada dalam tekanan, dan melihat pengamalan terhadap ajaran Islam yang tidak sepenuh daya.
KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab Diterima Semua Kalangan
Beliau juga seorang guru yang sangat di segani oleh semua santri, seorang pemimpin yang ulung dalam organisasi, seorang tokoh yang sangat dicintai di tengah masyarakat, seorang imam yang pemikirannya diterima oleh semua kalangan, semua kelompok, dan semua tingkatan masyarakat. Dan tidak lupa beliau merupakan seorang ayah yang sangat sayang terhadap keluarganya.
Bermacam cara telah beliau terapkan dalam membina masyarakat, beliau sangat faham terhadap fenomena-fenomena yang berada di tengah umat.
Rumusan-rumusannya merupakan formula yang tepat dan dosis yang pas, yang jika diterapkan di seluruh pelosok negeri ini niscaya negeri ini akan bangkit dari keterpurukan
Ketika negeri ini dihimpit dengan bermacam-macam kesulitan, dan banyak kalangan berusaha memulihkan hal tersebut dengan bermacam upaya berupa peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan, ekonomi, teknologi, dan sumber daya manusia
Namun, tetap belum menghasilkan sebuah hasil yang signifikan walaupun proyek-proyek tersebut bersifat multinasional tapi ternyata hal tersebut menjadi proyek khusus bagi kalangan tertentu yang justu sebaliknya memperkaya kelompok tertentu dan masyarakat tetap berada dalam keterpurukan.
Melihat kondisi yang demikian parah yang menimpa negeri ini, beliau terus memikirkan bagaimana menerobos dan membidik sumber utama keterpurukan negeri ini dan merubahnya sedikit demi sedikit dengan bermacam upaya yang sesuai dengan keinginan sang pencipta manusia.
Beliau berpendapat bahwa keterpurukan negeri ini bersumber pada 2 sebab yaitu:
- Otak tumpul
- Do'a mandul.
Sulitnya membangkitkan kesadaran umat akan pentingnya ketaqwaan mendorong beliau untuk terus berdakwah dan menyampaikan kepada umat untuk segera kembali kepada poros utama yaitu aturan sang pencipta "Allah SWT" agar umat keluar dari semua keterpurukan,
Umat Islam Jangan Keluar Jalur
Jika ummat Islam keluar dari jalur, maka hancurlah kita sebagaimana matahari, bulan, bintang dan seluruh edaran galaksi yang keluar dari jalur maka hancurlah semuanya.
Dalam setiap pergerakannya, beliau senantiasa sinergik dengan semua kalangan dan sesuai dengan aturan agama maupun negara.
Dalam posisi beliau sebagai seorang ketua Umum MUI Kab. Sukabumi, beliau senantiasa berdampingan bersama pemerintah dalam membina masyarakat.
Beliau tidak pernah memboomingkan pergerakannya dalam entertainment. Akan tetapi belaiu senantiasa memulainya dari yang paling bawah. Yaitu membina masyarakat yang berada di lingkungan kampungnya sendiri sebagai pilot project.
Beliau telah berhasil membuktikannya, membina masyarakat yang semuls selalu hidup dalam aturan yang jauh dari agama, hingga menjadi masyarakat yang cinta agama dan tidak membangkang terhadap agama.
Masjid selalu di ramaikan dengan berjamaah dilanjutkan dzikir yang selalu menggema. menambah asrinya suasana pegunungan Kampung Nagrog Sinar Barokah yang begitu indah.
Ditambah pula lalu lalang ratusan santri pondok pesantren Azzainiyyah yang pakaiannya tampak rapih dan kitab yang di peluk di dadanya. Sungguh pemandangan yang begitu indah dan mengharukan.
KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab Berpulang
Sangat langka Allah Swt. memberikan mujaddid (pembaharu) bagi para hambanya di alam semesta ini. Beliau adalah milik Allah Swt, yang telah diambil kembali oleh Pemiliknya bertepatan dengan hari Kamis tanggal 19 November 2015/ 7 Shofar 1437 H.
Beliau meninggalkan istri tercintanya, seorang mujahidah, sholihah, dan alimah Hj. Nuryani Zein yang kini bersama putra-putrinya melanjutkan perjuangan Pangersa Uwa. Adapun putra-putri beliau adalah sebagai berikut :
- Rahmi Aisyah
- Aah Abdul Aziz
- Aang Abdullah Zein
- Neng Zakiyyah Zein
- Iis Farida Zein
- Ai Imas Mursyidah Zein
- Dewi Sirri Nurhayati Zein
- Lilis Siti Hindun
- Khotimatussa'diyah Zein
Guru-guru KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
Apabila seseorang ingin menjadi raja maka mesti berdiri di atas pundak para raja. Dalam hal ilmu pun demikian, mesti ada ulama dalam hal ini guru yang dapat membina dan mendidik muridnya agar menjadi ulama.
Begitu juga KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab, sebelum ke- Ulama-annya disandang tentu banyak guru yang membimbing dan membinanya sehingga keilmuan dan akhlak mulianya tidak diragukan. Diantara Masyayikh yang menghantarkan beliau menjadi menjadi mujadi ddalam pergerakan dakwah Islam adalah sebagai berikut:
- KH. Mahmud / Gan Uye (Pabuaran Sukabumi)
- KH. Masthuro (Al-Masturiyah Sukabumi)
- KH. Muqtadir / Pangersa Emang (Longkewang Cianjur)
- KH. M. Mudrikah Hanafi (Siqoyyaturrahmah Sukabumi)
- KH. Aang Syadzili (Darul Hikam Cibeureum Sukabumi)
- KH. Mama Syuja’I (Ciharashas Cianjur)
- KH. Nu’man (Riyadlul Al-Fiyyah Sadang Garut)
- KH. Abdurrohman (Miftahul Huda Utsmaniyyah, Cikole Ciamis)
- KH. Aang Endang (Jamudipa Cianjur)
- KH. Aang Hambali (Bojong Koneng Cianjur)
- KH. Ahmad Shahibul Wafa Tazul Arifin (Suryalaya Tasikmalaya)
Pengalaman Organisasi KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab adalah sosok kiayi yang tidak pernah surut dari semangat jihad dalam menegakan agama Allah.
Beliau paling tidak suka mendengar orang meremehkan agama, mendengar Islam di lecehkan, mendengar Islam ada dalam tekanan, dan melihat pengamalan terhadap ajaran Islam yang tidak sepenuh daya.
Semasa hidupnya, KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab mendapat amanat sebagai:
- Wakil Rois Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat,
- Rois Aliyah IV Jam'iyyah Ahlith-Thoriqoh al-Mu'tabaroh an- Nahdliyyah (JATMAN),
- Penasihat Forum Pesantren se-Kabupaten Sukabumi
- Ketua Thoriqah NUKetua Muballighin Sukabumi
- Ketua Pimpinan Daerah Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi.
- Ketua Perhimpunan Pesantren Provinsi Jawa Barat (Jabar), dan berbagai aktifitas lainnya di bidang dakwah.
- Ketua MDI Kabupaten Sukabumi
- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kah. Sukabumi
- Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sukabumi.
- Pengurus MUI Jawa Barat
- Ketua Badan Pengkajian dan Pengembangan Syariat Islam (BPPSI) Kabupaten Sukabumi
- Ketua Forum Komunikasi Masjid (FKM) Kabupaten Sukabumi.
- Dan lain-lain.
Pandangan Para Ulama kepada KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
Terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu kekaguman para kiyai kepada KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab.
Kesimpulan atas pandangan para kiyai bahwa Ajengan Zezen adalah sosok rendah hati, penerang umat, panutan jama'ah tareqat naqsabandiyah, Ulama yang dengan ketinggian ilmunya dihormati pemerintahan dan tokoh umat Islam lainnya dan merupakan deklarator penegakan Syari'ah Islam di kabupaten Sukabumi.
Guru yang sangat di segani oleh semua santri, seorang pemimpin dalam organisasi, tokoh yang sangat di cintai di tengah masyarakat, seorang imam yang pemikirannya di terima oleh semua kalangan, semua kelompok, dan semua tingkatan masyarakat.
Dan tidak lupa beliau merupakan seorang ayah yang sangat sayang terhadap keluarganya. Sosok mulia dan terhormat ini tetap rendah hati, berjiwa sederhana layaknya para santri pesantren dan tetap mau tinggal dan tidur di Masjid apa adanya.
Harapan KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab berharap abad ini menjadi kebangkitan kaum muslimin yang mengedepankan ilmu.
Umat Islam saat ini yang terkotak-kotak dengan banyak kelompok, perlu persatuan antar kelompok dan pemahaman yang jelas serta saling menghargai masing-masing kelompok tersebut.
Beliau memuji keberanian dakwah para Karkun (jama'ah Tabligh) yang mau menumbuhkan cinta masjid dan menghidupkan sunnah rasululloh di zaman sekarang.
Mengajak umat untuk mau ke masjid, dengan tantangan yang begitu berat mereka patut dihargai dan salut dengan keberanian mereka melakukan khuruj.
Istilah Khuruj, pakaian dan cara hidup sunnah Rasulullah yang diajarkan pada setiap kesempatan juga menurut pemikiran beliau karena hal itu akan sangat membantu kaum muslimin di pelosok, mengingatkan kebersamaan dan peduli ajaran Islam.
Agar tidak menganggap bahwa orang berpakain dengan udeng-udeng' dikepala serta janggut itu adalah terorisme.
Menurutnya satu-satunya bendera persatuan umat Islam sedunia ini adalah kalimat"LaaIlaahaIllalloh"Tiada Tuhan selain Alloh.
Sebagai orang pesantren dan orang Nahdatul Ulama beliau tetap bisa memiliki sikap yangopen mindeddengan banyak organisasi di Indonesia.
Pangersa Uwa di mata para kyai merupakan ulama besar masa kini yang terang benderang saat ini, kefaqihan dan kesolehannya serta intelektualitasnya menjadikan beliau sebagai sosok panutan yang memang ulama ahli ilmu bukan ''kyai karbitan" yang dipaksakan tenar.
Wasiat Pangersa Uwa KH Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab
KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab (Pangersa Uwa) Bismillahirrohmanirrohim
(Dengan didasari kasih sayang dan juga Ikhlas karena Alloh).
Uwa wasiyat kepada semuanya :
- Harus kuat iman dan taqwa kepada Alloh, mengikuti semua perintah Alloh dan RosulNya, jauhi segala laranganNya serta jangan keluar dari Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja).
- Laksanakan ibadah wajib dan sunnat.
- Ikuti pemerintah dalam perkara yang tidak bertentangan dengan agama.
- Harus rukun sesama saudara, jangan bersengketa, Uwa tidak rela kalau sampai ada persengketaan, apalagi karena berebut kekuasaan dan harta. Jauhi segala sebab yang memicu segala persengketaan, maafkan jika orang lain salah dan segera meminta maaf jika kita yang salah.
- Harus saling menyayangi, jangan acuh terhadap saudara yang kekurangan, jangn iri dengki kepada mereka yang mengalami kemajuan.
- Lanjutkan perjuangan uwa dalam membela agama, bangsa dan negara, ngawuruk santri, berdo'a, membalas jasa orang lain, da'wah, jihad, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan masing-masing. J
- Jangan diikuti apabila ada akhlak Uwa yang kurang baik.