Tepatnya pada tahun ke-10 hijrah (643 Masehi), agama islam telah disempurnakan oleh Allah SWT merupakan salah satu faktor dilaksanakannya Haji Wada’, Haji perpisahan.
inilah momen yang begitu mengharukan sekaligus membahagiakan dari serangkaian Haji Wada, haji perpisahan. Haru, lantaran Rasul SAW menyampaikan tanda-tanda bahwa tak lama lagi beliau berpulang ke rahmatullah, meninggalkan keluarga, sahabat, dan umatnya yang teramat mencintainya. Bahagia, lantaran tak lama sesudah itu turun wahyu Allah SWT yang menegaskan, agama Islam telah sempurna.
Pisahnya kehidupan bersama Baginda Nabi menimbulkan rasa kesedihan yang mendalam di lubuk hati para sahabat. Pada saat itu, setiap gerak-gerik baginda dan perilakunya menjadi contoh bagi umat muslim.
Prosesi ibadah haji terlaksana sudah hingga akhirnya baginda nabi berkhutbah di hadapan para sahabat untuk yang terakhir kalinya. Maka berkumpulah para sahabat menyimak kata-kata yang diucapkan oleh beliau.
"Wahai manusia sekalian! Perhatikanlah kata-kataku ini! Saya tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi saya akan bertemu dengan kamu sekalian."
"Saudara-saudara! Bahwasannya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu. Ya, saya sudah menyampaikan ini!"
"Barangsiapa telah diserahi suatu amanat, tunaikanlah amanat itu kepada
yang berhak menerimanya."
"Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat zalim merugikan orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya dirugikan. Allah telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba al-Abbas bin Abdul-Muttalib semua sudah tidak berlaku."
"Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan adalah darah Ibn Rabi'ah bin al-Haris bin Abdul-Muttalib!"
"Kemudian daripada itu, Saudara-saudara, hari ini nafsu setan yang meminta disembah di negeri ini sudah putus buat selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walaupun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. Oleh karena itu, peliharalah agamamu ini baik-baik."
"Saudara-saudara, menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu, orang kafir itu sesat. Suatu tahun mereka langgar dan tahun yang lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Allah. Kemudian, mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan."
"Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Jumlah bilangan bulan menurut Allah ada 12 bulan, empat bulan di antaranya bulan suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab antara bulan Jumadilakhir dan Sya'ban."
"Kemudian daripada itu, Saudara-saudara. Sebagaimana kamu mempunyai hak atas istri kamu, juga istrimu sama mempunyai hak atas kamu. Hak kamu atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakkan kaki ke atas lantai rumahmu, dan jangan sampai mereka dengan jelas membawa perbuatan keji.
Kalau sampai mereka melakukan itu, Allah mengizinkan kamu berpisah ranjang dengan mereka dan boleh menghukum mereka dengan suatu hukuman yang tidak sampai mengganggu.
Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan sopan santun. Berlaku baiklah terhadap istri kamu. Mereka itu mitra yang membantumu. Mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanat Allah, dan kehormatan mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Allah."
"Perhatikanlah kata-kata saya ini, Saudara-saudara. Saya sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas saya tinggalkan di tangan kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu tak akan sesat selama-lamanya; Kitabullah dan Sunnah Rasulullah."
"Wahai Manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim saudara Muslim yang lain, dan bahwa Muslimin semua bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri."
"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan (ajaran-Mu)?"
Nabi bertanya lagi, "Katakanlah kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu oleh Allah disucikan, seperti hari ini yang suci, sampai datang masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."
Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi:
"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"
Maka serentak dari segenap penjuru lautan manusia di hadapan beliau menjawab, "Ya!"
Lalu beliau berkata, "Ya Allah, saksikanlah ini."
Selesai menyampaikan khutbahnya itu, Nabi SAW turun dari untanya. Beliau masih di tempat itu sampai pada waktu shalat zhuhur dan ashar.
Kemudian, beliau menaiki kembali untanya menuju Sakharat. Maka pada saat itulah, Nabi SAW membacakan firman Allah SWT yang turun: Alquran surah al-Maidah ayat tiga. Artinya, "Hari ini Aku sempurnakan agamamu bagimu dan Aku cukupkan karunia-Ku untukmu dan Aku pilihkan Islam menjadi agamamu."
Mendengar itu, tiba-tiba Abu Bakr menangis. Saat ditanya orang-orang, dia mengungkapkan perasaannya. Dengan selesainya risalah Nabi, maka sudah dekat pula saatnya Nabi SAW akan menghadap Rabbnya.
Allahumma shalli 'ala Muhammad. Ya Allah, jadikanlah kami umat Islam yang teguh memegang pesan Rasul-Mu, dan berjumpa dengan beliau kelak di jannah-Mu, aamiin.