SANTRI MANDIRI.NET --- Salah satu hal yang menjadi spekulasi dalam masalah agama dan banyak di perbincangkan adalah bacaan qunut. Dimana dari segi hukum qunut sendiri termasuk pada sunat ab’ad pada shalat misanya shalat shubuh.
Dalam artian orang yang terbiasa membacakan qunut pada setiap shalat shubuh tersebut namun lupa maka harus di gantikan dengan sujud syahwi. Karena seperti yang sudah di jelaskan tadi bahwa qunut ntermasuk pada salah satu sunat ab’ad shalat.
Pada bagian amalan ibadah ini terdapat ketentuan baik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaannya maupun dari bacaannya, adalah Qunut yang secara pengertian adalah berdoa sembari mengadahkan tangan pada wkatu i’tidal atau setelah Rukuk yang isinya doa dan memuji kepada Alloh S.W.T.
Hukum Qunut
Adapun hukum qunut sendiri itu sebagai para Ulama sudah bermufakat itu adalah sunnat muakad atau sunat ab’ad.
Disebut dengan sunat ab’ad (bagian dari sholat) karena jika lupa mengerjakan qunut bagi orang selalu melakukan qunut maka harus digantikan dengan sujud syahwi yang dilakukan sebelum salam.
Nah pengertian doa qunut sendiri merupakan sebuah amalan yang dilakukan oleh baginda Rasululloh baik itu yang di sebut dengan qunut sholat shubuh, qunut witir ataupun yang di sebut dengan qunut nazilah.
Meninjau masalah qunut sendiri ulama mujtahid atau imam maszhab yang empat telah mengemukakan pendapatnya Ulama Ulama Hanafiyyah berpendapat disyariatkan qunut pada shalat witir.
Tidak disyariatkan qunut pada shalat lainnya kecuali pada saat nawaazil yaitu kaum muslimin tertimpa musibah, namun qunut nawaazil ini hanya pada shalat shubuh saja dan yang membaca qunut adalah imam, lalu diaminkan oleh jama’ah dan tidak ada qunut jika shalatnya munfarid (sendirian).
Sedangkan Ulama Malikiyyah berpendapat bahwa tidak ada qunut kecuali pada shalat shubuh saja. Tidak ada qunut pada shalat witir dan shalat-shalat lainnya.
Sementara Ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa tidak ada qunut dalam shalat witir kecuali ketika separuh akhir dari bulan Ramadhan.
Dan tidak ada qunut dalam shalat lima waktu yang lainnya selain pada shalat shubuh dalam setiap keadaan (baik kondisi kaum muslimin tertimpa musibah ataupun tidak).
Qunut juga berlaku pada selain shubuh jika kaum muslimin tertimpa musibah (yaitu qunut nazilah).
Adapun pendapat Ulama Hanabilah (Hambali) yaitu disyari’atkan qunut dalam witir. Tidak disyariatkan qunut pada shalat lainnya kecuali jika ada musibah yang besar selain musibah penyakit.
Pada kondisi ini imam atau yang mewakilinya berqunut pada shalat lima waktu selain shalat Jum’at. Sedangkan Imam Ahmad sendiri berpendapat, tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan qunut witir sebelum atau sesudah ruku’.
Dalil Tentang Qunut
قَنَتَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم شَهْـرًا مُتَتَابِعًا فِى الظُّهْـرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَ الصُّبْحِ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ يَدْعُوْ كُلَّهُمْ عَلىٰ حَيٍّ مِنْ بَنِى سُلَيْمٍ عَلىٰ رِعْلٍ وذُكْوَانَ وَ عُصْبَةِ وَيُؤْمِنُ مَنْ خَلْفَهُ. رواه أبو داود و أحمد. (فقه السنة الجزء الأول، ٢٨)18.
Artinya; “Rasulullah saw. membaca doa qunut satu bulan berturut-turut pada waktu shalat Dzuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh yang ditempatkan diakhir semua shalat jika telah berkata سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ pada rakaat terakhir,mereka berdoa atas kehidupan dari Bani Sulaim atas Ri’al, Zukwan, Ushbah dan orang beriman sesudahnya”. H. R. Abu Dawud dan Ahmad).
Bacaan Do’a Qunut Bila Sholat Sendirian (Munfarid) Latin
اللّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْت, وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْت, وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ, وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ, وَقِنِيْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَا قَضَيْتَ, فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ, وَإِنَّهُ لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ, وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ, تَبَا رَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ, وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمْ
Latin “Allahummahdinii fii man hadaiit, Wa’aafinii fii man ‘aafaiit, Wa tawallanii fii man tawallaiit, Wa baarik lii fiimaa a’thoiit, Wa qinii birohmatika syarra maa qadhaiit, Fa innaka taqdhii walaa yuqdaa ‘alaiik, Wa innahu laa yadzillu man waalaiit, Wa laa ya’izzu man ‘aadaiit, Tabaa rakta rabbanaa wata’aalait, Fa lakal-hamdu ‘alaa maa qadhaiit Astaghfiruka wa atuubu ilaiik, wa shallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadinin-nabiyyil ummiyyi wa’alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.”
Artinya : “Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang2 yang telah Engkau beri petunjuk, Berilah aku kesehatan seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan, Pimpinlah aku bersama orang-orang yang telah Engkau pimpin, Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku, Dan peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan, Karena, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menghukum atau menentukan atas Engkau, Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau beri kekuasaan, Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi, Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurlah Engkau, Segala puji bagi-Mu atas yang telah engkau pastikan, Aku mohon ampun dan kembali (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan serta sahabatnya.”
Bacaan Doa Qunut Shubuh Dan Witir
اَلَّلهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ,وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنّا فِيْمَنْ تَوَلَّيَتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِى وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِنَّهُ لَايَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَايَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ اْلحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، نَسْتَغْفِرُكَ وَنَتُوْبُ اِلَيْكَ. (رواه النسائ ١٧٢٥،وأبو داود ١٢١٤،والترميذى ٤٢٦،وأحمد ١٦٢٥،والدارمي ١٥٤٥بسند الصحيح)
Artinya: “Ya Allah, berikanlah kami petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, Berilah kami perlindungan seperti orang-orang yang telah Engkau beri perlindungan. Berilah kami pertolongan sebagaimana orang-orang yang telah Engkau beri pertolongan. Berilah berkah pada segala yang telah Engkau berikan kepada kami. Jauhkanlah kami dari segala kejahatan yang telah Engkau pastikan. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha menentukan dan Engkau tidak dapat ditentukan. Tidak akan hina orang yang Engkau lindungi. Dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan Maha luhur. Segala puji bagi-Mu dan atas segala yang Engkau pastikan. Kami memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Keterangan Tentang Qunut Witir
ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل
Artinya: “Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyyah) yang berpendapat, disunnah qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut Madzhab Abu Hanifah. Namun yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu qunut pada separuh akhir Ramadhan.”
Bacaan Doa Qunut Nazilah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ
Artinya : “Ya Allah ! Ampunilah kami, kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat. Persatukanlah hati mereka. Perbaikilah hubungan di antara mereka dan menangkanlah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka”.
Keterangan Dalil Tentang Qunut Najilah
Taqriratus Sadidah fi Masa‘il Mufidah dijelaskan:
قنوت نازلة يسن في جميع المكتوبات إذا نزلت نازلة بالمسلمين في أي مكان، ولا يشترط أن يكون في محل النازلة
Artinya, “Qunut nazilah disunahkan di seluruh shalat fardhu ketika umat Islam ditimpa musibah di manapun berada dan tidak disyaratkan mesti berada di lokasi kejadian.”
Tidak seperti qunut shubuh, qunut nazilah dibolehkan melafalkannya di seluruh shalat fardhu. Qunut nazilah biasanya dibaca pada raka’at terakhir setelah ruku’.
Kebolehan qunut nazilah pada shalat lima waktu ini ditegaskan oleh Imam An-Nawawi dalam Syarah Al-Muhadzdzab.
أن النبي صلى الله عليه وسلم قنت في غير الصبح عند نزول الناولة حين قتل أصحابه القراء
Artinya, “Nabi SAW membaca qunut selain shalat shubuh ketika ditimpa musibah, yaitu terbunuhnya para sahabat al-qurra.’”
Keterangan mengenai bacaan lafadz doa qunut sholat witir subuh nazilah latin dan artinya untuk imam itu juga tidak jauh berbeda dengan doa qunut nazilah, qunut witir ataupun doa tahiyat.
Yang secara pengertiannya itu bisa di fahami berdasarkan doa qunut bahasa indonesia.
Doa Fiqih