SANTRI MANDIRI.NET --- Sudah menjadi kewajiban bagi setiap mulsim untuk bisa memberkan hal terbaik bagi muslim lainnya seperti salah satunya ketika ada seorang mayit yang harus di urusi.
Meskipun hukumnya fardlu kifayah atau dalam pengertian wajib dilaksanakan minimal oleh satu orang. Bila secara sengaja sama sekali tak ada yang menunaikannya maka status dosa menimpa umat Islam secara umum.
Akan tetapi itu sudah menjadi tuntunan dan ajaran yang telah dilaksanakan oleh Baginda Rasululloh S.A.W yang di syariatkan kepada hambanya.
Dimana pada prosesi pengurusan mayyit dan ataupun bacaan penting lainnya seperti dari bacaan asmaul husna tersebut terdiri dari beberapa hal dimulai dari memandikannya, mengkafaninya (membungkusnya dengan kain kafan), mensholatkannya serta juga menguburnya itu adalah bagian dari tata cara mengursi mayyit menurut syariat islam.
Tentu dalam segi hal pelaksanaan terutama dalam sholatnya itu ada perbedaan dengan sholat-sholat lain pada tata cara pelaksanannya.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada sholat mayyit ataupun sholat jenazah terdiri dari 4 takbir dan pada setiap takbir tersebut dilanjutkan dengan doa-doanya.
Tidak ada rukuk dan sujud begitu juga tidak ada tahiyyat dalam pelaksanaan sholat mayyit tersebut.
Meski sudah diketahui secara bersama dan seksama tentang bagaimana tata cara sholat jenazah itu, akan tetapi tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan semua hal yang berhubungan dengan mayit.
Terlebih lagi masalah ini sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat muslimin yang tentunya harus di indahkan pula sebagai bagian aktivitas dari amalan ibadah pada waktu adanya pengurusan mayyit itu.
Rukun - rukun Sholat Jenazah/Sholat Ghaib Jenazah
Adapun jika menyoroti tentang daripada rukun-rukun yang harus dilaksanakan dalam shalat jenazah antara lain niat, empat kali takbir, berdiri (bagi orang yang mampu), membaca Surat Al-Fatihah, membaca shalawat atas Nabi SAW sesudah takbir yang kedua, doa untuk si jenazah sesudah takbir yang ketiga, dan salam.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dan diterangkan dalam kitab-kitab fiqih pada umumnya.
Sementara tujuan daripada shalat fardhu itu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) dan berdzikir (mengingat) kepada Allah.
Sedangkan shalat jenazah lebih dimaksudkan untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar mendapatkan ampunan dan kehidupan yang berbahagia di alam kubur dan akhirat.
Karena itu, mendoakan mayat menjadi salah satu rukunnya. Perbedaan tujuan menimbulkan perbedaan cara pelaksanaan.
Dalam shalat jenazah tidak ada ruku’, sujud, i’tidal, dan lain-lain. Berikut niat dan tata cara sholat mayit sesuai dengan kaidah sunnah.
Tata Cara Sholat Ghaib
1. Niat
Niat wajib digetarkan dalam hati. Apabila dilafalkan secara lisan akan berbunyi:
Untuk jenazah laki-laki:
أُصَلِّي عَلَى هَذَا الـمَيِّتِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Untuk jenazah perempuan:
أُصَلِّي عَلَى هَذَا الـمَيِّتَةِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Niat Sholat Ghaib
اُصَلِى عَلىَ مَيِّتِ (….)اْلغَاعِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلِكفَايَةِ للهِ تعالى
Ushalli Ala Mayyiti….(sebutkan nama mayit tersebut) Ghaibi Arba’a Takbiiratin Fardha Kifaayati (Ma’muuman / Inmaman) Lillahi Ta’aala.
2. Takbir dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“Bismillahirrahmanirrahim” Alhamdulillahi rabbil alamin, Arrahmaanirrahiim, Maaliki yaumiddiin, Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin, Ihdinashirratal mustaqim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin.
3. Takbir lagi dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Akan lebih bagus bila disambung:
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
4. Membaca doa untuk jenazah yang sedang dishalati
Untuk jenazah laki-laki:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهُ. اللّهُمَّ ابْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهِ. اللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهِ. اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدْخَلَهُ
Untuk jenazah perempuan:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهاَ وَارْحَمْهاَ وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهاَ وَاجْعَلِ اْلجَنَّةَ مَثْوَاهاَ. اللّهُمَّ ابْدِلْهاَ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَهْلًا خَيْراً مِنْ أَهْلِهاَ. اللَّهُمَّ إِنَّهُ نَزَلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرُ مَنْزُوْلٍ بِهاَ. اَللَّهُمَّ أَكْرِمْ نُزولَهاَ ووسِّعْ مَدْخَلَهاَ
5. Takbir yang keempat kalinya, lalu membaca:
Untuk jenazah laki-laki:
اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ
Untuk jenazah perempuan:
اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ
6. Mengucapkan salam secara sempurna:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Niat Sholat Ghaib
اُصَلِى عَلىَ مَيِّتِ (….)اْلغَاعِبِ اَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلِكفَايَةِ للهِ تعالى
Latin: “Ushalli Alaa Mayyitil… Ghaibi Arba’a Takbiitotin Fardlal Kifaayati (Ma’muuman / Imaman) Lillahi Ta’aala.
Sekedar Tambahan catatan:
1. Doa diatas adalah doa untuk jenazah laki laki satu, jika jenazahnya ada du orang laki laki atau perempuan, maka HU diganti dengan HUMA.
2. Sedangkan untuk perempuan satu orang, diganti dengan HA.
3. Jika jenazahnya berjumlah banyak dan berkelamin pria maka diganti HUM.
4. Jika banyak mayit wanita maka diganti dengan HUNNA.
5. Untuk campuran laki laki maupun perempuan yang digabung sehingga jumlahnya banyak maka , bisa pakai HUM.
Bacaan doa tata cara niat sholat ghaib jenazah untuk mayit itu adalah bagian terpenting dari intisari pelaksanaan niat sholat jenazah itu sendiri yang wajib diketahui oleh setiap individu muslim.